Jumat, 31 Januari 2014

PTK Kewirausahaan (3)




PENANAMAN JIWA KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA   MELALUI PEMBELAJARAN
MAKE A MATCH  KELAS X  SMK NEGERI 2 KOTA TEBING TINGGI TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

Oleh:DELIANA,S.Pd.



PENDAHULUAN
Dari hasil observasi dan selama mengajar di kelas, peneliti mendapatkan siswa  kelas X Teknik Komputer Jaringan 2 SMK Negeri 2 Tebing Tinggi kesulitan dalam menjawab pertanyaan secara lisan dan tulisan menghubungkan materi yang disampaikan   dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang yang dirasa sulit oleh siswa yaitu  teori mengenai karekteristik  (jiwa) kewirausahaan , sebagian siswa tidak dapat mengartikan bagaimana sebenarnya karekteristik (jiwa) wirausaha berkaitan dengan minat berwirausaha. Sebagian siswa kurang memiliki mimpi yang tinggi,percaya diri (self confidence),pengambil Risiko,kepemimpinan,kerja keras,kreatif dan inovatif,suka tantangan dalam dirinya. Oleh sebab itu peneliti ingin menanamkan jiwa kewirausahaan kepada peserta didik melalui tes  teori, dengan metode pembelajaran make a match tes praktek dan angket.Diharapkan melalui motode kooperatif make a match siswa dapat bekerja sama menyelesaikan suatu masalah dalam pembelajaran  dan memiliki minat dalam berwirausaha.
Dari lampiran hasil angket minat berwirausaha yang peneliti sebar siswa secara klasikal 43,75 % siswa kurang berminat berwirausaha. Sedangkan hasil pembelajaran dengan secara klasikal rata-rata 65,76  ( tidak tuntas), dengan nilai terendah 30 ( tidak tuntas). Selain dalam pembelajaran, penanaman jiwa kewirausahaan dilakukan dengan praktek lapangan.
Dari hasil angket dan pembelajaran yang dilakakukan peneliti, apabila tidak adanya tindakan akan mengakibatkan merosotnya nilai dan jiwa wirausaha siswa tersebut. Untuk itu peneliti lebih mendalam lagi dalam menggunakan metode pembelajaran ini.Model pembelajaran sekarang ini tidak lagi terpusat pada guru (teacher center),akan tetapi lebih terpusat, melibatkan dan keaktifan siswa (student center) dalam proses pembelajaran. Membuat kelompok kecil agar siswa lebih mandiri dan aktif dalam proses pembelajaran.Model ini disebut juga model  pembelajaranCooperative.
Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27).Berarti manusia hidup saling ketergantungan.Sedangkan menurut Ibrahim (2000:2) Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok (Lie, 2003:30).
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan.Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan.Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri.Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri.Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari.
Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat menghubungkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran dengan metode make a match. Selain memiliki nilai falsafah homo homini socius, Salah satu ragam metode dengan model pembelajaran cooperative  yang menarik bagi pembelejaran bagi peneliti adalah metode make a match. Metode make a match atau mencari pasangan ini dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untukmenanamkan  jiwa kewirausahaan dalam meningkatkan minat berwirausaha siswa  kelas X SMK Negeri 2 Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2010/2011 melalui pembelajaran make a match. Peneliti hanya membatasi pada siswa kelas XTeknik Komputer Jaringan 2   sebanyak 32 orang siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Peneliti berharap agar temuan penelitian ini memberikan inspirasi kepada guru-guru kewirausahaan lainnya, terutama guru-guru di SMKN 2 ,untuk memperbaiki praktek pembelajaran,serta memotivasi untuk melaksanakan PTK lainnya.

KAJIAN PUSTAKA

Model pembelajaran cooperative  yang menarik bagi pembelejaran bagi peneliti adalah metode make a match. Metode make a match atau mencari pasangan ini dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Dalam kurikulum SMK terdapat mata pelajaran kewirausahaan bertujuan agar peserta didik dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha.Isi mata pelajaran kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik.Berkaitan dengan hal tersebut, peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya.
Permen nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk mata pelajaran kewirausahaan SMK meliputi :
1.   Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakatnya
2.   Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakatnya
3.   Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya
4.   Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya.
Berdasarkan uraian diatas standar kompetensi tamatan SMK  harus mampu melihat peluang usaha , menerapkan sikap dan perilaku wiausaha,memahami makna kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari dan yang terjadi di sekolah maupun lingkungan masyarakat serta mampu merencanakan dan mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya. Guru dalam pembelajaran dapat menanamkan  makna jiwa kewirausahaan  pada peserta didiknya. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk bisa menjadi dirinya sendiri berjiwa seorang pemimpin.Siswa SMK dituntut memiliki keterampilan dibidangnya yang nantinya menjadi sumber daya manusia yang kompeten di bidang keahliannya.Bekerja atas jurusan dan kompetensi yang dimilikinya.Atas keahlian yang dimilikinya diharapkan siswa SMK bisa membuka lapangan kerja sendiri dan dapat menampung tenaga kerja tidak terdidik di lingkungan tempat tinggalnya. Tidak itu saja, jiwa wirausaha harus ditanamkan pada diri setiap siswa karena mereka harus bisa bekerja di perusahaan terkenal secara Nasional dan Internasional yang ada di daerahnya, diseluruh Indonesia dan juga bekerja di luar negeri.
Pendidikan kewirausahaan  (Inpres No. 4 tahun 1995).Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar
Dalam program 100 hari Mendiknas ( menteri pendidikan nasional, Bimtek KTSP SMK 4-8 Nov 2009, Dinas Pendidikan Prov. SUMUT) diantaranya pengembangan Entrepreneurship. Ada upaya untuk meningkatkan metode pembelajaran dan menanamkan entrepreneurship di kalangan pelajar,khususnya sekolah menengah kejuruan,dimana sekolah menengah kejuruan diharapkan dapat menghasilkan kualitas siswa yang kreatif,inovatif,berpikir kritis dan berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship).Guru juga harus memahami metode-metode apa yang dapat digunakan dalam pembelajaran kepada peserta didik. Siswa SMK harus mampu bekerja di bidangnya dapat mengembangkan ilmu kejuruan yang dipelajarinya bekerja secara mandiri.
John Kao dalam Sudjana (2004:131)menyebutkan bahwa “Kewirausahaan adalah sikap dan perilaku wirausaha”. Wirausaha ialah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil risiko dan berorientasi laba.Siswa yang inovatif, antisipatif, inisiatif, berani mengambil resiko dalam bidang kejuruannya orientasinya ke laba. Karena orang yang menginginkan keuntungan dalam usahanya dapat menjamin kemakmuran dalam hidupnya,kehiduppannya lebih mapan dan layak dibandingkan dengan orang lain.
Peter F. Drucker dalam  Kasmir (2009: 17) mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Sementara Zimmerer dalam Kasmir (2009: 17) mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Menurut Kasmir (2009:18) menyimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.Wirausaha adalah seorang yang memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam menemukan dan menciptakan berbagai ide.
Berdasarkan uraian diatas,dapat diambil kesimpulan bahwa kewirausahaan adalah suatu sikap dan perilaku kreatif dan inovatif  seseorang dalam menggunakan ide-ide untuk menciptakan kegiatan usaha atau peluang usaha guna menghasilkan keuntungan dan laba. Sedangkan wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan kreatif dan inovatif untuk dapat memanfaatkan ide-ide dalam  menghasilkan laba atau keuntungan.
Keberhasilan seseorang tidak hanya didukung oleh  pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Bagaimana mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sesuai dengan keingin kita. Kemauan yang lahir dari dalam diri kita akan berpengaruh terhadap apa yang kita inginkan sebenarnya. Kesuksesan seseorang sangat berpengaruh terdapat kemauaan dan tindakan yang ada pada diri orang tersebut.Hanya saja kita tidak tahu bagaimana mengolah jiwa dan kualitas diri kita.
Peggy A Lambing & Charles R Kuehl dalam (Hendro dan Chandra, 2006) menyatakan bahwa setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu:
a.       Kemampuan (hubungannya dengan IQ dan skill)
b.      Keberanian (hubungannya dengan Emotional Quotient dan mental)
c.       Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri)
d.      Kreatifitas yang memerlukan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan (experience).
Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha adalah:(1) Percaya diri (self confidence),(2) Berorientasi tugas dan hasil, (3) Keberanian mengambil risiko,(4)Kempemimpinan, (5) Berorientasi ke masa depan,(6)  Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi.
Menurut Suryana (2003) bahwa orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap  kewirausahaan yaitu : (a) Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen), (b) Berinisiatif (energik dan percaya diri), (c) Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), (d) Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil resikodengan penuh perhitungan), (e) Suka tantangan
Sedangkan menurut Alma (2003)jalan menuju wirausaha sukses adalah : mau kerjakeras, bekerjasama, penampilan yang baik, yakin, pandai membuat keputusan, mau menambah ilmu pengetahuan,  ambisi untuk maju,  pandai berkomunikasi.
Menurut Bygrave dalam Ating (2004: 19) karekteristik kewirausahaan di kenal dengan 10 D diantanya: Dream, Decisivenes, Doers, Determination, Dedication, Devotion, Details, Destiny, Dollar, Distribute.
Menurut (Kasmir 20109: 27 – 28) Ciri-ciri wirausaha yang berhasil  diantaranya :Memiliki visi dan tujuan yang jelas, Inisiatif dan selalu proaktif, Berorientasi pada prestasi, Berani mengambil risiko, Kerja keras, Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, Komitmen pada berbagai pihak, Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak.
  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh seorang wirausaha diantaranya:
a.   Memiliki mimpi
     Seorang wirausaha berani bermimpi. Untuk mewujudkan mimpinyaia harus berusaha dan belajar agar mimpi tersebut dapat di wujudkan. Tidak hanya terbuai dalam mimpi itu sehingga tidak ada tindakan yang membuat wirausha tersebut berubah.
b.   Percaya diri (self confidence)
Sikap percaya diri yang dimiliki seseorang sangat berpengaruh pada kemandirian,disiplin dan keberanian seseorang dalam berwirausaha.
c.       Pengambil Risiko
Segala keputusan yang telah direncanakan sebelumnya akan berdampak pada resiko kerugian dan keuntungan yang maksimal. Seorang wiausaha tidak akan pernah takut terhadap resiko kegagalan yang didapatnya. Ia akan terus memaksimalkan kemampuan yang ada pada dirinya. Segala sesuatu itu harus dicoba sehingga kita akan mengetahui kelemahan dari usaha yang kita jalankan
d.   Kepemimpinan
Dalam Laurence D.A (2004: 3) kepemiminan dan identitas bertemu secara langsung.Identitas itu merupakan hasil pengintergrasian dari kemampuan-kemampuan khusus mental, fisik maupun emosi.Berani dalam bertindak dan bersikap. Berorentasi ke masa depan Seorang pemimpin itu harus jujur,kimitmen tinggi dengan keputusannya.
e.    Kerja keras
Seorang yang memilki jiwa wirausaha tidak pernah puas dengan keberhasilan yang didapatnya.Ia akan terus mencoba dan mencoba. Uang  bukan target utama untuk mencapai kekayaan. Tetapi,uang merupakan ukuran kesuksesan. Dia beramsumsi jika berhasil dalam bisnisnya maka ia pantas mendapat laba,bonus atau hadiah
f.     Kreatif dan inovatif
Seorang wirausaha bukan lahir begitu saja. Melainkan bagaimana ia mengaplikasikan jiwa kewirausahaannnya melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Dalam mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif (PEK) tahun 2010-2014, yakni pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.

g.      Suka tantangan.
Orang yang yakin dengan kemampuan yang dimilikinya biasanya suka dengan tantangan yang membuat dia lebih unggul dari orang lainya.
Minat adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menyebabkan terikatnya perhatian individu tersebut pada obyek tertentu. (Indryati,2003:62). Oleh sebab itu jiwa kewirausahaan di dalam dalamdiri sesorang harus ada dorongan dalam dirinya sendiri.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut  (Classroom Action Research (CAR) berlangsung selama dua siklus.Dilaksanakan di SMK Negeri 2 Tebing Tinggi untuk mata pelajaran kewirausahaan. Sebagai subjek dalam penelitian adalah kelas XTeknik komputer & jaringan 2  tahun pelajaran 2010 – 2011 dengan jumlah siswa 32 orang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan dimana siswa di kelas ini hetorogen di lihat dari kemampuan, latar belakang sosial, ekonomi dan budaya.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april dan mei tahun pelajaran 2010/2011. SMK Negeri 2 Tebing Tinggi terletak di jalan Gunung Leuser, yang merupakan sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI). Jumlah kelas sebanyak 25 kelas.
Langkah-langkahtindakan yang akan dilaksanakan pada setiap siklus dengan prosedur. Perencanaan (planning),Pelaksanaan tindakan (action), Observasi (observation), Refleksi ( reflection)(  Suharsimi Arikunto, 2009- 16 ).
Pada tiap-tiap siklus, Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dirangcang yaitu:
-       Menampilkan gambar wirausaha yang sukses di bidangnya untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa
-       Guru menjelaskan kompetensi yang ingin di capai dan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah serta memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran yang akan dipilih.
-       Guru membuat kelompok kecil dengan mengarahkan  kepada siswa untuk berdiskusi
-       Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada sebagian siswa, siswa yang lain mendengarkan  soal dan jawaban yang dibacakan.
-       Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan soal dan jawaban yang dipegangnya.
-        Guru memperhatikan setiap siswa untuk mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
-       Guru menghitung waktu yang ditentukan kepada setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
-       Setelah satu babak, guru mengocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
-       Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
-       Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Peneliti menetapkan beberapa kriteria sebagai indikator keberhasilan penetapan pembelajaran make a match : (1) mencocokan soal dan jawaban, (2) kecepatan waktu mencocokan soal dan jawaban , (3) menjawab pertanyaan, (4) mengambil kesimpulan. Penelitian dikatakan meningkat manakala rata-rata dari semua aspek mencapai minimal 70 %.Untuk penguasaan materi karekteristik jiwa kewirausahaan, peneliti menetapkan kriterianya berdasarkan hasil belajar kewirausahaan yang diukur 2 X dalam setiap siklus,yaitu pada setiap 2 X pertemuan. Pembelajaran dikatakan meningkat dalam jiwa kewirausahaan manakala sedikitnya 70 % siswa memperoleh nilai 70.
Selain indikator keberhasilan di atas, untuk mengukur minat berwirausaha juga dilakukan pengukuran dengan menggunakan angket, di dalamnya terdapat indikator keberhasilan yang berhubungan dengan jiwa kewirausahaan diantaranya : (1) memiliki mimpi, (2) percaya diri, (3) pengambilan resiko, (4) kepemimpinan, (5) kerja keras, (6) kreatif dan inovatif, (7) suka tantangan. Adapun skor dari minat wirausaha siswa dapat peneliti tentukan ke dalam 4 (empat)interval, dengan cara pengaturan menurut Anas Sudijono (1992:50) :Rumus Total Range ( R ) = H – L + 1
Kategori skor di golongkan ke dalam:
1.      Siswa tidak berminat berwirausaha
2.      Minat siswa untuk berwirausaha kurang
3.      Minat siswa untuk berwirausaha cukup
4.      Minat siswa untuk berwirausaha besar
5.      Minat siswa untuk berwirausaha sangat besar

Tidak ada komentar: