A. JUDUL PENELITIAN
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN MELALUI
MODEL BELAJAR JIGSAW PADA SISWA KELAS X PERAWATAN SOSIAL 1 SMK NEGERI 8
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
B. BIDANG ILMU : KEWIRAUSAHAAN
C. PENDAHULUAN
Dalam proses belajar mengajar di kelas guru hendaknya lebih
kreatif dalam memilih metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
serta kondisi lingkungan dimana guru itu mengajar. Pemilihan dan penentuan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan
diharapkan akan memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut. Selain itu
siswa lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Selama ini siswa
selalu terkondisikan untuk menerima informasi apa adanya, sehingga siswa
cenderung pasif menunggu diberi informasi tanpa berusaha menemukan informasi
tersebut. Hal itu menyebabkan siswa hanya mampu untuk menghapal tanpa memahami
materi yang telah diterimanya. Oleh sebab itu agar siswa lebih bisa lagi mengasah
kreatifitasnya diperlukan sebuah metode pembelajaran yang menekankan keaktifan
siswa. Dengan diterapkannya variasi metode pembelajaran diharapkan akan
menumbuhkan motivasi dan minat siswa dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Salah satu metode pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan siswa adalah metode pembelajaran Jigsaw. Jigsaw
adalah metode pembelajaran dengan mengutamakan interaksi antar siswa yang
terbentuk dalam kelompok, dan siswa selalu bekerjasama secara kooperatif
dalam penguasaan materi yang telah ditugaskan oleh guru.
Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin
mencoba melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Kewirausahaan Melalui Model Belajar Jigsaw pada Siswa Kelas X Perawatan Sosial
1 SMK Negeri 8 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Karena keterbatasan waktu, maka
diperlukan pembatasan masalah meliputi:
1. Penelitian
ini hanya dilaksanakan pada siswa kelas X Perawatan Sosial tahun pelajaran 2010
/ 2011
2. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Januari 2011 semester genap tahun pelajaran 2010 /
2011
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan dari kompetensi
dasar Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah standart kompetensi Menerapkan Jiwa Kepemimpinan.
E. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Apakah
pembelajaran Kewirausahaan dengan penggunaan Model Belajar Jigsaw dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran?
2. Apakah
pembelajaran Kewirausahaan dengan penggunaan Model Belajar Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa?
F. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMK Negeri 8 Semarang
melalui pembelajaran Kewirausahaan dengan menggunakan Model Belajar Jigsaw
G. MANFAAT PENELITIAN
Dengan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada berbagai pihak antara lain :
1. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan / informasi kepada kepala sekolah
2. Bagi guru.
a. Hasil penelilitan ini
diharapkan memberikan motivasi untuk menemukan dan menggunakan model-model
pembelajaran yang efektif sesuai mata pelajaran
b. Sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat mem-berikan manfaat bagi siswa.
c. Memperbaiki
pendekatan pembelajaran kewirausahaan yang lebih menarik, merangsang kre-ativitas
dan motivasi siswa
d. Memperkaya khasanah yang
berhubungan dengan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
H. KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
1. Kajian Penelitian Pendukung
Penelitian yang dilakukan Abdul Fattah, 2009 tentang
penerapan pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw memberikan
kesimpulan bahwa pembelajaran dengan Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan siswa menjadi lebih siap semua dalam proses pembelajaran.
2. Kajian Teori
2.1.
Belajar
a.
Pengertian Belajar
Belajar dapat terjadi dengan
sendirinya, dalam arti tanpa bantuan orang lain, tetapi ada kalanya memerlukan
bimbingan sekalipun akhirnya yang belajar adalah pelajar itu sendiri. Inilah
yang disebut belajar. Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
Menurut Winkel (Psikologi
Pengajaran, 2005;59) belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu
relatif konstan dan berbekas.
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto
(1998) mengaakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
terjadi melalui latihan dan pengalaman, perubahan harus relatof mantap
menyangkut berbagai aspek.
Dari beberapa rumusan dan definisi
belajar trsebut diatas, istilah yang terdapat pada semua definisi adalah
perubahan dan pengalaman. Dengan demikian, belajar adalah suatu proses yang
menimbulkan atau merubah perilaku, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan
nilai sikap melalui latihan atau pengalaman.
b.
Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar adalah
hal-hal yang sangat penting yang harus ada dalam suatu proses belajar dan
pembelajaran. Kalau hal-hal tersebut diabaikan, dapat dipastikan pencapaian
hasil belajar tidak optimal. Prinsip-prinsip yang terkait dengan proses belajar
terutama berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
a)
Kesiapan belajar
Faktor kesiapan baik isik maupun
psikologis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik yang
tidak kondusif, misalnya sakit dan kondisi psikologis yang kurang baik misalnya
gelisah, tertekan, tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar.
1. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga
psikis tertuju pada suatu objek. Belajar sebagai suatu aktifitas kompleks
sangat membutuhkan perhatian dari siswa yang belajar
2. Motivasi
Motivasi
adalah motif yang mudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas.
Siswa harus memiliki motivasi dalam belajar sehinga tujuan belajar akan
tercapai
3. Keaktifan
siswa
Yang melakukan kegiatn belajar
adalah siswa, oleh karena itu siswa harus aktif tidak boleh pasif. Dengan
bantuan guru siswa harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan
yang dimilikinya.
4. Keterlibatan
langsung siswa
Dalam kegiatan belajar dan
pembelajaran, siswa harus terlibat langsung sehingga mereka akan mudah memahami
dan mengingat apa yang telah mereka pelajari.
5. Pengulangan
belajar
Materi pelajaran mudan dan ada yang
sukar. Untuk mempelajarinya siswa perlu membaca, berfikir, mengingat dan
mengadakan latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulang materi yang telah
dipelajari sehingga materi tersebut makin mudah diingat. Dengan pengulangan
sehinga makin mudah direproduksi.
6. Materi
pelajaran yang merangsang dan menantang
Keberhasilan
belajr sangat dipengaruhi oleh rasa ingintahu anak terhadap persoalan. Materi
pembelajaran yang merangsang dan menantang dapat membuat siswa menjadi aktif
sehingga meningkatkan motivasi belajar
7. Balikan
dan penguatan terhadap siswa
Balikan adalah masukan yang sangat
penting baik bagi siswa maupun guru, siswa mengetahui sejauh mana kemampuannya
dalam suatu hal, dimana letak kekauatan dan kelemahannya. Untuk merealisasikan
balikan ini guru hendaknya memberitahukan kemajuan belajar siswa.
Penguatan
adalah suatu tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah
berhasil melakukan suatu perbutan. Dengan penguatan, diharapkan siswa akan
mengulangi lagi perbutan yang sudah baik itu.
c.
Sumber Belajar
Menurut asosiasi Teknologi
Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa
data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberikan fasilitas
(kemudahan) belajar bagi siswa. (Rahadi, 2003;6).
Sumber belajar meliputi:
1. Pesan adalah informasi atau
ajaran yang akan disampaikan oleh komponen belajar lain yang dapat berupa ide,
fakta, ajaran, nilai, dan data.
2. Orang adalah manusia yang
ber[peran sebagai pencari penyimpan, pengolah dan penyaji pesan.
3. Bahan adalah perangkat
lunak yang mengandung pesn-pesan belajar yang biasanya disajikan menggunakan
peralatan tertentu. Contohnya: buku teks, film, slide, dan lain-lain
4. Alat adalah perangkat
kerasa yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan.
Contohnya: OHP, tape recorder, proyektor slide, CD interaktif, dan lain-lain
5. Teknik adalah prosedur atau
langkah-langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat,
lingkungan, dan orang yang menyampaikan pesan. Misalnya: demonstrasi, diskusi,
praktikum, dan lain-lain
6. Latar belakang atau
lingkungan adalah situasi disekitar terjadinya proses belajar menajar dimana
pelajar menerima pesan. Lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu, lingkungan
fisik dan non fisik. Contoh lingkungan fisik: gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, dan lain-lain. Contoh lingkungan non fisik: tata ruang belajar,
ventilasi udara, cuaca, kebisingan, lingkungan belajar. (rahadi, 2003;6-7)
Ditinjau dari tipe atau asal
usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sumber belajar yang
dirancang, yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan
pembelajran. Sumber belajar semacam ini sering disebut bahan pembelajaran.
Contohnya adalah buku pelajaran, modul, program audio, program slide,
transparansi.
2. Sumber belajar yang
sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan, yaitu sumber belajar yang tidak secara
khusus dirancang untuk keprluan-keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan,
dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajran. Contohnya: pejabat
pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, museum, dan lain-lain.
Wujud interaksi antara siswa dengan
sumber belajar dapat bermacam-macam. Cara belajardengan mendengarkan ceramah
guru memang merupakan salah satu wujud interaksi tersebut. Namun belajar hanya
akan efektif jika si belajar diberikan banyak kesempatan untuk melakukan
sesuatu, melalui multi metode dan multi media.
d.
Pembelajaran
Max Darsono (2004;24) berpendapat
pengertian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih
baik. Dedangkan pengertian pembelajaran secara khusus adalah usaha guru untuk
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus)
agar dapat terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan).
Untuk mewujudkan belajar dlam rangka
mencapai tujuan pembelajran, seorang guru perlu memilij dan menetapkan
prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap pakling tepat dan
efektif sebagai pegangan dalam pembelajran. Selain itu penggunaan media
pembelajaran yang bervariatif juga salah satu faktor lain yang mendukung
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajran
e.
Metode Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajran seorang
guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar efektif, efisien,
dan mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu syarat agar dapat memiliki
strategi pembelajaran yang tepat guru harus menguasai teknik-teknik penyajian
yang disebut metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat
merupakan awal dari keberhasilan kelanjutan proses pembelajaran yang bermutu.
Proses pembelajran yang bermutu akan berkelanjutan secara efektif dan efisien
dampaknya pada siwa. Siswa akan antusias selama proses pembelajaran yang pada
akhirnya belajarpun akan optimal
f. Media Pembelajaran
Salah satu
usaha untuk memberikan variasi dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan
media pembelajaran.
2.2.
Model Pembelajaran Jigsaw
Adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa untuk bertanggung
jawab terhadap penguasaan setiap komponen / sub topik yang ditugaskan guru
dengan sebaik-baiknya. Siswa-siswa disini bekerjasama untuk menyelesaikan tugas
kooperatifnya dalam:
a) Belajar dan
menjadi ahli dalam sub topik bagiannya
b) Merencanakan
bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
c) Siswa dalam
kelompok menguasai topik secara keseluruhan
Model pembelajaran Jigsaw membuat
siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab,
kejujuran, kerja sama, dan keterlibatan
2.3.
Keaktifan dalam Pembelajaran Kewirausahaan
Menurut Sunaryo dalam Sukestiyarno
(2000), untuk mencapai aktivitas maksimal belajar siswa, dalam pembelajaran
harus ada komunikasi yang jelas antara guru dengan siswa, sehingga kegiatan
belajar oleh siswa dapat berdaya guna dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktivitas siswa
yang positif misalnya; mengajukan pendapat atau gagasan, mengerjakan tugas atau
soal, komunikasi dengan guru secara aktif dalam pembelajaran dan komunikasi
dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang sedang
dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif, misalnya menganggu sesama
siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas, melakukan kegiatan lain yang
tidak sesuai dengan pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.
Aktivitas belajar kewirausahaan
setelah diberi aksi adalah proses komunikasi antara siswa dan guru dalam
lingkungan kelas baik proses akibat dari hasil interaksi siswa dan guru, siswa
dengan siswa sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkahlaku yang
dapat diamati melalui, perhatian siswa, kesungguhan siswa, kedisiplinan siswa,
keaktifan bertanya/menjawab siswa.
2.4. Prestasi Belajar
Menurut Winkel (1991:42), hasil
belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa di mana setiap
kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Dalam hal ini
hasil belajar meliputi keaktifan, ketrampilan proses, motivasi, juga prestasi
belajar. Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu
kegiatan, secara singkat dapat dikatakan prestasi adalah hasil usaha. Perbedaan
hasil belajar dengan prestasi belajar, bahwa penilaian hasil belajar dilakukan
sekali setelah suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan, sementara penilaian
prestasi belajar dilakukan setelah beberapa kali penilaian hasil belajar dan
hasil belajar yang terakhir dianggap sebagai prestasi belajar karena diharapkan
merupakan hasil yang maksimal, tetapi kedua istilah tersebut dikatakan identik
karena sama-sama merupakan hasil usaha yaitu belajar.
Penilaian hasil belajar adalah
kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan
pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak
pada kemampuan siswa mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi
guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan
mengajarnya, apakah pendekatan dan media yang digunakan mampu membantu siswa
mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Tes hasil belajar yang dilakukan oleh
setiap guru dapat memberikan informasi sampai dimana penguasaan dan kemampuan
yang telah dicapai siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
2.4 Kerangka
Pikir
Pembelajaran materi kewirausahaan
untuk pokok bahasan Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah diajarkan kelas X
di semester genap dengan alokasi waktu 15 jam. Standar kompetensi: Menerapkan
Jiwa Kepemimpinan Pembelajaran materi Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah dengan
model Jigsaw dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa siswa baik dalam
kelompok maupun dalam kelas supaya merasa dirinya pemimpin yang mempunyai
sifat rela berkorban. Dimaksudkan bahwa setiap siswa merasa dirinya
adalah pemimpin yang menyadari dirinya dalam memilih cara hidup pandang.
Bersifat berkorban maka setiap siswa sadar akan dirinya mau mengembangkan
potensi menambah ketrampilan, melihat kelemahan, mengambil nilai manfaat, dan
kesadaran menentukan pendirian untuk menyemangati diri sendiri dan teman.
Kegiatan dimulai dengan membagi
topik yang besar menjadi subtopik-subtopik yang lebih kecil. Selanjutnya guru
membagi siswa kedalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang
siswa sehingga setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap penguasaan
setiap topok / sub topik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari
masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap sub topik yang sama
membentuk kelompok lagi yang terdiri dari beberapa siswa ( 5 orang). Siswa ini
bekerjasama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam belajar menjadi ahli
dalam subtopik bagiannya dan merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik
bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
Apabila
keaktifan dan ketrampilan siswa sudah terbentuk dan dapat ditingkatkan
akibatnya prestasi belajarnyapun akan meningkat pula. Berdasar uraian di atas
dengan skenario seperti tersebut di atas dapatlah dimunculkan tindakan pembelajaran
kewirausahaan dengan model jigsaw pada pembelajaran materi menunjukkan
sikap pantang menyerah dapat meningkatkan keaktifan, dan hasil belajar siswa.
I. METODE PENELITIAN
1.
Subyek Penelitian
Subyek yang akan diteliti atau
sampel yang akan diteliti ialah siswa yang mendapat pembelajaran
Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah pada semester genap kelas X Perawatan Sosial
1 SMK Negeri 8 Semarang yang berjumlah 40 siswa. Penelitian ini dikenakan
pada tahun ajaran 2010/2011.
2.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap tahun pelajaran 2010/2011 tepatnya bulan 3 Januari sampai dengan
3 Maret 2010. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 8 Semarang
3.
Prosedur yang Digunakan
Berdasarkan uraian seperti tersebut
di atas model pembelajaran kewirausahaan yang digunakan adalah metode jigsaw.
Prosedur tindakan pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Guru mitra dan dosen
konsultan serta siswa berkolaborasi untuk menyiapkan pokok bahasan yang harus
diteliti dan harus dipelajari siswa.
b. Secara kolaborasi
dosen dan guru membuat rancangan pembelajaran, media pembelaran, instrumen
evaluasi, skoring evaluasi.
c. Pada pelaksanaan
pembelajaran dengan metode jigsaw, siswa diyakinkan dahulu tentang jiwa
kepemimpinan yang rela berkorban. Siswa diberi soal (pretest) untuk
mengukur pemahaman terhadap materi yang akan di berikan, setelah itu
siswa dimotivasi untuk mengerjakan soal. Setelah itu guru membagi siswa
dalam kelompok – kelompok dan guru juga membagi topik bahasan kedalam subtopik
– subtopik yang lebih kecil. Setelah itu guru membagi tugas masing-masing siswa
terhadap subtopik yang menjadi bagiannya, kemuadian siswa dengan sub topik yang
sama dikumpulkan menjadi satu kelompok untuk diskusikan dan menyamakan persepsi
terhadap sub topik bagiannya, disini guru berkeliling untuk memantau jalannya
diskusi dan semua siswa harus aktif, setelah itu setiap siswa kembali bergabung
pada kelompok semula dan mereka bergantian menjelaskan kepada anggota kelompok
pemahaman yang telah mereka miliki sehingga semua anggota kelompok paham
terhadap topik yang di pelajari. Setelah itu setiap kelompok tampil untuk
mempresentasikan pemahaman kelompok mereka terhadap topik yang dipelajari.
Diakhir pelajaran guru memberikan post test terhadap topik yang dipelajari.
4.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan menggunakan
1) Test
b.
Alat pengumpulan data menggunakan
2) Butir soal
5.
Analisis Data
Adapun data dan informasi yang
dianalisis adalah dalam bentuk hasil test (setelah proses pembelajaran) dan non
test (selama proses pembelajaran). Untuk tahap pertama analisis test yang
diperoleh setelah pembelajaran dilakukan secara dikotomi, yaitu dengan member
skor 1 untuk setiap butir test yang dijawab benar dan member skor 0 untuk
setiap butir test yang dijawab salah.
Selanjutnya hasil test dituangkan
dalam bentuk table untuk mengetahui perkembangan dan perbandingan hasil
perolehan test siswa setiap siklusnya.
Sedangkan data dan informasi yang
diperoleh melalui non test dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.
Aktivitas Belajar Siswa
Kriteria
yang digunakan untuk menentukan aktivitas belajar siswa adalah menggunakan
persentase dalam setiap aspek kategori dengan rumus:
Prosentase
= Jumlah siswa yang aktif x
100%
Jumlah siswa keseluruhan
Hasil
prosentase ditafsirkan dengan berpedoman pada klasifikasi:
100 % (seluruh jumlah siswa atau
baik sekali), 75 % – 99 % (sebagian besar jumlah siswa baik), 51 – 74 (lebih
dari setengah jumlah siswa atau cukup), 50 % (setengah dari jumlah siswa atau
sedang), 25 % – 49 % (kurang dari setengah jumlah siswa atau kurang) dan 0 – 24
% (sebagian kecil jumlah siswa atau kurang sekali).
6.
Indikator Kinerja
Indikator
kinerja dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata ulangan harian menjadi 7,5.
7.
Prosedur Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas terdiri dari
dua siklus.
Langkah-langkah
dalam siklus sebagai berikut:
SIKLUS
I
……………..
SIKLUS
II
…………………
1.
Rencana Siklus I
Rencana
siklus ini meliputi:
a. Menganalisis kesulitan siswa dalam mempelajari
materi Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah
b. Melaksanakan tindakan
I yaitu kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar ini guru
menyampaikan materi Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah.
c. Melakukan Observasi terhadap kegiatan belajar
mengajar tersebut.
d. Melakukan refleksi untuk membahas hasil
observasi.
e. Melakukan evaluasi untuk mendapat data hasil
belajar siswa.
2.
Rencana Siklus II
a. Melaksanakan tindakan II yaitu guru sebagai
fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1. Guru membagi siswa
dalam beberapa kelompok
2. Guru membagi topik
bahasan menjadi sub topik bahasan
3. Guru memberikan tugas
kepada masing-masing anggota kelompok terhadap materi yang harus dikuasai
4. Siswa di berpisah dari
kelompok pertama dan bergabung pada kelompok baru yang sesuai dengan sub topik
yang ditugaskan guru
5. Siswa belajar memahami
materi dan menjadi penguasa atas materi yang menjadi tugas mereka
6. Siswa mempersiapkan
cara menjelaskan sub topik yang menjadi tugasnya tersebut kepada kelompok awal
mereka
7. Siswa kembali ke
kelompok awal dan masing-masing anggota kelompok menyampaikan topik yang
menjadi tugasnya
8. Guru mengawasi
kegiatan belajar mengjar dan membantu siswa jika ada kesulitan
b. Melakukan
Observasi terhadap kegiatan belajar mengajar tersebut
c. Melakukan
refleksi untuk membahas hasil observasi
d. Melakukan
evaluasi untuk mendapat data hasil belajar siswa
Daftar Pustaka
1. Arif. S. Sadiman. 1990. Media
Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali
2. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka cipta
3. Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara
4. Darsono. Max. 2000. Belajar
dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
5. Sumaryanto, Totok. Dkk. 2006. Buku Materi
Pelatihan PTK dan Penulisan Laporan Sebagai Karya Tulis Ilmiah dalam Kegiatan
Pengembangan Profesi Guru. Semarang: CV Educasindo
6. Winkel.WS. 2005. Psikologi
Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
7. Rahadi. Arsito. 2003. Media
Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
8. Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
9. Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi
Belajar. Ban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar