Jumat, 31 Januari 2014

PTK Kewirausahaan (2)



PENERAPAN GABUNGAN METODE CERAMAH  DENGAN METODE  SUMBANG  SARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI  BELAJAR  KEWIRAUSAHAAN  PADA  SISWA KELAS……………………… TAHUN ........ KELAS …….. SMK ………



DAFTAR ISI

Halaman Judul ..............................................................................................
Halaman Pengesahan .......................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Abstrak .............................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ...................................................
B.Rumusan Masalah ..............................................................
C.Tujuan Penelitian ...............................................................
D.Manfaat Penelitian ............................................................
E.Definisi Operasional Variabel Penelitian ..........................
F.Batasan Masalah ................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Definisi Pembelajaran ............................................
B.Metode Ceramah ....................................................
C.Sumbang Saran (Brain-Storming) .........................
D.Hasil Belajar Kewirausahaan .................................
E.Materi Kewirausahaan ...........................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian .............................
B.Rancangan Penelitian .......................................................
C.Instrumen Penelitian ........................................................
D.Metode Pengumpulan Data ................................................
E.Teknik Analisis Data .......................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Analisis Item Butir Soal ....................................................
B.Analisi Data Penelitian Persiklus ......................................
C.Pembahasan .......................................................................

BAB V PENUTUP 
A.Kesimpulan ........................................................................ B.Saran ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

BAB I.  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkandapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanyaakan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lainupaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernahterhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga pendidik/guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan
pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi  belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran    berlangsung (Combs, 1984: 11-13). 
Untuk memainkan peranan danmelaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan professional yang tinggi.
Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik,  guru perlu memiliki  kemampuan  untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing. Proses pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan belajar mengajar mempunyai tugasyang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan          pelajaran, tetapi teaching is primarily and always the stimulation of learner 
(Wetherington, 1986: 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupanyang konstruktif. Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. 
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evalusi dengan berbagai factor yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan  belajar  mengajar,  dapat  dilihat  dari daya  serap  anak didik  dan persentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yangmengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya ditinjaukembali.Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalamrangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam perisiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akandiajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasiyang digunakan.  
Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar,   secara khusus  memilih dan  menentukan  metode  mengajar  sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi. Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, saranadan prasarana pendidikanlah yang terpenting.
Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun nonformal  apalagi  tingkat  Sekolah  Dasar,  haruslah  berpusat  pada  kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya. Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada metode pengajaran dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda. Khususnya dalam  pembelajaran  Kewirausahaan,  agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses gabungan metode ceramah dengan metode sumbang saran, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa. Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh gabungan metode ceramah dengan metode sumbangsaran terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul 
 Penerapan Gabungan Metode Ceramah dengan Metode Sumbang Saran untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kewirausahaan pada Siswa Kelas …… SMK …… Tahun Pelajaran …… “

B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1.Apakah gabungan metode ceramah dengan metode sumbang saran berpengaruh terhadap hasil belajar Kewirausahaan siswa  kelas……………………………………………….
2.Bagaimanakah pengaruh gabungan metode ceramah dengan metode sumbang saran terhadap motivasi belajar siswa kelas …...

C. Tujuan Penelitian
Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:
1.Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya  gabungan metode ceramah  dengan metode   sumbang saran pada siswa…………………SMK ……… tahun pelajaran .....
2.Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan gabungan metode ceramah dengan metode sumbang saran pada siswa kelas…………… SMK …………… tahun pelajaran .....

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul ...…  yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas ……………….menggunakan metode………………. dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas…………………… akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".

E. Manfaat Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang gabungan metode ceramah dengan metode sumbang saran dalam pembelajaran Kewirausahaan.
2. Guru-guru Kewirausahaan perlu memanfaatkan teknik gabungan metode ceramah dengan metode sumbang saran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam hal kualitas proses maupun kualitas hasil
3. Memberikan tanggung jawab dan rasa keadilan bagi guru dalam hal proses pembelajaran dengan tetap berpegang pada suatu pengertian bahwa siswa memerlukan perhatian guru.


F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Metode Ceramah adalah:
Cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan yang digunakanuntuk menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
2. Metode Sumbang Saran adalah :
Suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang  menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalamwaktu yang sangat singkat.
3. Hasil Belajar Kewirausahaan, adalah:
Hasil yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal atau tes dari guru setelah proses mengajar berlangsung dalam satu pokok bahasan selesai.

G. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas …… SMK ……
2.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September………….. semester ganjil tahun pelajaran .....
3.Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan ……………..
BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahandalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120). Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasitertentu

B. Metode Ceramah

1. PengertianMetode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat jugadisebut metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakansebagai metode mengajar.Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramahadalah cara penyampain bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran  yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar. Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang tepat karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut; guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumusdiberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa.

2. Kebaikan Metode Ceramah
a.Dapat menamung kelas besar dan tidap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperluan lebih murah. 
b.Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapatdirencanakan dengan baik.
c.Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energidapat digunakan sehemat mungkin.
d.Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harusmenyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
e.Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajarantidak menghambat jalanya pelajaran.

3. Kelemahan Metode Ceramah
a.Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan. 
b.Siswa menjadi pasih hanya aktif membuat catatan saja.
c.Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan.
d.Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
e.Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa menjadi “belajar menghafal”dan tidak mengacu pada timbulnya pengertian.

4. Peranan Siswa dalam Metode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru,siswa juga berperan dalam metode ceramah yaitu;
a.Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru. 
b.Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
c.Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
d.Mengadakan pencatatan yang diperlukan.

5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, peran utama adalah guru.
Karena pelaksanaan metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru.
a.Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa. 
b.Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.c.Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.

6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah.
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bias efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat,memaksimalkan pemahaman dan pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali apa yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.

a. Membangkitkan Minat

-Paparkan kisah atau tayangan menarik:
Sajikan anekdot yang relevan,kisah fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa terhadap apa yang akan anda ajaran.
-Ajuan soal cerita:
Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajiandalam ceramah pengajaran.
-Pertanyaan penguji: 
Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipunmereka baru sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) agar mereka termotivasi untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya. 

b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
-Headline/kepala berita: 
Susunlah kembali poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai sub judul verbal atau bantuan  mengingat.
-Contoh dan analogi:
Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
-Cadangan visual:
Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangandan peraga yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang  guru katakan.

c. Melibatkan Siswa Perceramahan
-Tantangan kecil: 
Lakukan interupsi ceramah secara berkala dantantanglah siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuisringan.
-Latihan yang memperjelas: 
Selama menyajikan materi selingilahdengan kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.

d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
-Soal penerangan:
Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh siswa berdasarkan   informasi yang disampaikan selama  pengajaran.
-Tinjauan siswa: 
Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.

C. Sumbang Saran (Brain-Storming)
Brain Storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, ataudapat diartikan pula sebagai cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat.

Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke kelas tersebut.Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang  pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/salah, juga tidak perlu komentar atau evaluasi. Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah batu, mereka belajar danmelatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.Teknik brain storming digunakan karena memiliki banyak keunggulan seperti:
·         Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat.
·         Melatih siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.
·         Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
·         Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.
·         Terjadi persaingan yang sehat.
·         Anak merasa bebas dan gembira.
·         Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Dan yang perlu diatasi ialah :
·         Guru kurang member waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.
·         Anak yang kurang selalu ketinggalan.
·         Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja.
·         Guru hanya menampung pendapat, tidak pernah merumuskan kesimpulan.
·         Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul/salah.
·         Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.

D. Hasil Belajar Kewirausahaan
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pembelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dansebagainya),   sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,(1995: 787). Dari pengertian ini,   maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuann atau keterampilan yang di-kembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknaisesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, makahal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pebelajar.Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar.  Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil belajadianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan  prestasi  belajar. Hasil  belajar  menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya. 
Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut:
Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977: 904), yang memberikan            penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur”.Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagimenjadi tiga macam, yaitu:
a. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk didalamnya keterampilan menggunakan alat.
b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu  pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
E. Materi Kewirausahaan
Pada saat ini sedikit perhatian yang ditujukan pada pembelajaran Kewira-usahaan dengan mengembangkan model-model yang sistematis. Pebelajaran dengan ceramah dan Tanya jawab merupakan strategi yang paling sering  digunakan dalam pembelajaran Kewirausahaan. Guru mendominasi pembicaraan dan buku-buku konvensional masih merupakan sumber belajar yang primer. Dengan cara yang seperti ini tidak mengherankan kalau siswa cenderung secara umum apatis terhadap gejala social.   Karena yang ditemukan dalam pembelajaran Kewirausahaan hanya fakta-fakta dan bukan ide-ide (Armento:1986) sebagai mana dikutip Karwono (1993: 61)

Sebagian besar penelitian tentang pembelajaran Kewirausahaan telahmengkaji hubungan antara teknik-teknik pembelajaran dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian banyak dilakukan untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang stabil antara fenomena-fenomena pembelajaran yang dipilih.
Penelitian pada variabel pembelajaran cenderung untuk menggambarkan perhatian umum di bidang teknik penyelidikan inovatif dan reflektif. Topik-topik yang lain menggambarkan refleksi sifat dari pembelajaran Kewirausahaan dan kurangnya konsensus pada definisi yang jelas dari tujuan Kewirausahaan. Perilaku siswa dianggap sebagai hasil pembelajaran.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatuteknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8)  mengelompokkan penelitian tindakan menjadi
empat macam yaitu, 
(a) guru sebagai peneliti; 
(b) penelitian tindakan kolaboratif;
(c) simultan terintegratif; 
(d) administrasi social eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitiantindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana gurusecara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan,dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan datayang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1.  Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di…………………….
2.  Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulanSeptember semester ganjil .....
3.  Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas ….. SMK ….. pada pokok bahasan …..


B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim  Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
 tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaikikondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:3). Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang  bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis danTaggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu kesiklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi
 planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap- tahap penelitiantindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :
………………..

1.Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2.Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh penelitisebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasilatau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model gabunganceramah dan sumbang saran.
3.Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yangdiisi oleh pengamat.
4.Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamatmembuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimanamasing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) danmembahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaikisistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang  kegiatan  pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2.Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil kegiatan proses belajar mengajar.
4. Tes formatif 
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman kewirausahaan pada materi menyusun proposal usaha. Tes formatif ini diberikan setiap akhir  putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif).Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas danreliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisi butir soal adalah sebagai berikut :
a.Validitas 
TesValiditas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapatditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan inidapat dihitung dengan korelasi Product Moment:

b.Reliabilitas
Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah dua sebagai berikut: ……

c.Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soaladalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf kesukaran adalah: …..
Dengan: 
P : Indeks kesukaran
B : banyak siswa yang menjawab soal dengan benar 
Js: Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
-Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar 
-Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang
-Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah



d.Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:
……………..

Dimana:
D : Indeks diskriminasi
A: Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar 
BB: Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB: Jumlah peserta kelompok bawah 
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar 
Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal sebagai berikut:
-Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek 
-Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup
-Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik 
-Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik 

D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melaluiobservasi pengolahan belajar aktif, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif  kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkankenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau perentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :
1.Untuk menilai ulangan atau tes formatif 
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yangselanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehinggadiperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan :
         …………
Dengan :
 X  = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N= Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar 
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. 
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar  bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar  bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dariatau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: 
P = siswa yang tuntas belajar x 100 %
                           siswa
 

Tidak ada komentar: