Rabu, 11 Juni 2014

THOMAS ALVA EDISON, BELAJAR SAMBIL BERMAIN



Apa yang anda rasakan jika guru kelas anak anda mengatai anak anda seorang yang dungu dan bodoh ? Bagaimana perasaan anda jika anak anda selalu mendapatkan nilai yang minim di sekolah ? Kebanyakan orangtua menyikapi hal itu tentu akan sedih, marah, dan menganggap bahwa dia telah melahirkan seorang sampah. Singkatnya kebanyakan orangtua akan mengklaim dirinya bahwa dia telah menghasilkan produk gagal, tapi tidak untuk Nancy Alliot, ibu seorang Thomas Alva Edison, seorang ilmuwan yang serba bisa karena lebih dari 1000 temuannya dipatenkan.
Thomas Alva Edison lahir pada 1847 di kota Milan, Ohio, Amerika Serikat. Di masa kecilnya, gurunya sering mengatainya bodoh. Bahkan, tak jarang dia terkena hukuman dari gurunya karena dianggap mempermainkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukannya. Akibatnya dia hanya memperoleh pendidikan formal selama 3 bulan saja. Untunglah, ibu Thomas yang ternyata seorang mantan guru sekolah, mempunyai jiwa mendidik yang sejati. Dengan segala kesabaran dan ketekunan, ditambah kasih sayangnya yang berlimpah, dan menciptakan home schooling bagi Thomas, Nancy memiliki pengertian yang tidak lazim pada waktu itu bahwa belajar dapat menjadi kegiatan yang mengasyikkan. Dia membuat permainan untuk Thomas sehingga Thomas bergairah untuk belajar karenanya. Beberapa waktu kemudian, Thomas bisa belajar sendiri tanpa pengawasan dari sang ibu. Thomas terus bereksplorasi, melakukan eksperimen-eksperimen, dan mengajari dirinya. Saat Thomas mulai patah semangat dan menemukan kesulitan dengan eksperimennya, sang ibu memberikan semangat dan motivasi pada Thomas dengan berkata, “Thomas, kamu anak hebat, Nak. Kamu pasti bisa menemukan jawabannya.” Jika Thomas menanyakan kepadanya tentang suatu hal yang berkaitan dengan eksperimennya dan dia tidak mampu menjawabnya, dengan jujur dia mengatakan keterbatasannya kepada Thomas.
Ciptaan pertamanya, perekam suara elektronik, dibuatnya tatkala umurnya 21 tahun. Hasil karyanya itu tidak dijualnya. Sesudah itu dia menekuni pembuatan peralatan yang diharapkannya bisa laku terjual di pasar, tak lama sesudah dia berhasil membuat perekam suara elektronik, dia menemukan dan menyempurnakan mesin telegram yang secara otomatis mencetak huruf, yang dijualnya seharga 40.000 dolar, suatu jumlah besar pada saat itu.  Sehabis itu, bagaikan antre, dia menemukan hasil karya baru dan dalam tempo singkat Edison bukan saja masyhur, tetapi juga berduit. Mungkin, penemuannya yang paling asli adalah mesin piringan hitam yang dipatenkannya tahun 1877. Akan tetapi lebih terkenal di dunia dari itu adalah pengembangan bola lampu pijar yang praktis tahun 1879. Hampir separuh masa hidupnya, Edison menderita lemah pendengaran. Meski begitu dia lebih dari sekedar dapat mengatasi hambatan itu dengan kerja kerasnya yang mengagumkan.
Edison menikah dua kali (istri pertama mati muda), mempunyai tiga anak dari masing-masing istri. Dia meninggal tahun 1931 di West Orange, New Jersey.
Edison bukanlah seorang penemu semata. Dia juga terlibat dalam pembuatan dan mengorganisasi berbagai perusahaan industry. Yang paling penting di antaranya akhirnys menjelma menjadi General Electric Company.


Tidak ada komentar: