Jumat, 31 Januari 2014

ALKISAH SI IBU BERMATA SATU



Ketika anak laki-lakinya pergi sekolah SD, si ibu dating ke sekolah untuk melihat-lihat anaknya. Tapia pa yang terjadi, si anak laki-lakinya jadi malu karena diolok-olok oleh teman-teman karena dia mempunyai ibu bermata satu. Sesampai di rumah, si ibu dimarahi oleh si anak. Sejak itu si ibu tidak dibolehkan bertemu orang-orang lain agar si anak tidak malu. Setelah anaknya dewasa, si anak telah bekerja dan sukses. Kemudian dia berkeluarga dan mempunyai istri yang cantik dan anak-anak yang lucu.
Sang ibu rindu ingin bertemu dengan anak dan cucunya. Sesampai di depan  pintu rumah anak laki-lakinya, dia diusir oleh anaknya sendiri, seraya berkata, “Untuk apa kamu dating ke sini orang tua bermata satu, kamu telah menakutkan anak-anakku,” kata si anak. Oleh karena itu, si ibu pulang dengan bersedih hati. Dia akhirnya hanya melihat cucu-cucunya di depan pagar, lalu pergi.
              Sekian lama waktu berlalu, si ibu akhirnya sakit dan sepertinya tidak akan lama lagi umurnya. Dia memberitahukan berita ini kepada anak laki-lakinya itu, bahwasannya dia sedang sakit parah. Tetapi si anak laki-laki tetap tidak mau bertemu ibunya. Ajalnyapun menjemputnya.
Selang beberapa waktu, istri dari si anak laki-laki bertanya ke suaminya, “Mengapa kamu tidak dating ke rumah ibumu ?”
Dia menjawab, “Saya sedang sibuk.” Akhirnya, dia dibujuk oleh istrinya, agar pergi ke rumah ibunya tersebut sekali saja karena ibunya sudah tiada. Si anak laki-laki kemudian pergi ke rumah almarhum ibunya. Dia masuk ke rumah yang telah lama ditinggalkannya. Dia melihat secarik kertas yang ditinggalkan oleh ibunya berisi : “Anakku, aku sangat bahagia melihatmu dari kecil sampai dewasa dan menjadi sukses sekarang ini. Ketahuilah nak, bahwasannya kamu kecil hanya mempunyai mata satu. Aku telah merelakan mata yang satu lagi diberikan kepadamu, agar kamu dapat hidup bahagia nantinya”. Si anak ahirnya menangis sejadi-jadinya, “Oh ibu…. Maafkan aku selama ini.”

Tidak ada komentar: